Bagi anda seorang traveler mungkin tidak asing lagi dengan daerah daerah wisata di Indonesia, apalagi dibagian Timur Indonesia, Nah,,,Seberapa tahukan anda tentang wisata di wilayah barat indonesia yang juga siap memanjakan anda disaat Kesibukan ibukota, berbekal dengan searching di inernet yang sudah banyak sekali memposting tentang wisata di sabang, tentunya sudah cukup buat referensi untuk Meyakinkan anda berlibur SABANG. Berikut Ini Pengalaman Presenter Cantik Metro TV Marischka Prudence Mengunjungi TUGU “0” KM di Kota Paling Barat Indonesia ini.
*****
Kadangkala, hal hal yang paling diingat saat traveling
adalah hal hal tak terduga yang kita temui di perjalanan, atau di salah satu
spot tujuan.
Sebelum saya datang ke Tugu Nol Kilometer, sudah ada
beberapa teman yang bilang "nanti bakal ketemu babi jinak," nah, di
pikiran saya "oh, ada babi yang cukup ramah, ga takut atau galak sama
orang, bisa dideketin kali ya, that's it,"
tapi seberapa jinak sebenarnya babi ini, here's the story;
Tangga naik ke plakat tulisan nol kilometer |
Saat ke Pulau Weh, ke Sabang, satu lokasi yang wajib
dikunjungi adalah Tugu Nol Kilometer. Mengapa? karena tugu ini penanda
geografis ujung paling barat Indonesia, ya memang secara real bukan paling barat, masih ada area lain di barat Tugu Nol
Kilometer, namun titik kilometer nol dihitung dari Tugu ini dan inilah mengapa ungkapan
"Dari Sabang sampai Merauke" sudah jadi kalimat yang umum di telinga
kita yang tinggal di Indonesia.
Walaupun belum ke Merauke setidaknya sudah ke titik paling barat :) |
Tugu Nol Kilometer juga jadi tujuan saya saat datang ke
Pulau Weh. Lokasi tugu tidak jauh dari lokasi saya menginap di area Iboih, jika
dihitung dari kota Sabang sekitar 45 menit perjalanan mobil untuk sampai ke
lokasi di Desa Iboih Ujong Ba'u, dimana Tugu Nol Kilometer berada.
Babi ini langsung mendekati saat saya turun dari mobil |
Sesampainya di lokasi, saya langsung turun dari mobil dan
mengarah ke depan mobil, tidak menyadari kalau ada makhluk yang mendekati dari
arah kanan. Ternyata yang disebut sebut babi jinak itu datang dan memang benar
benar jinak :)
Jadi babi ini langsung mendatangi saya, dan saya langsung
ingin memegang kepalanya, ternyata dia mau lho dipegang, tapi cuma sebentar,
rupanya babi ini minta makanan. Abang yang mengantar saya langsung memberikan
kotak biskuit, saya langsung menyodorkan biskuit itu dan seperti anjing
peliharaan yang jinak, babi ini langsung mengambil biskuit dari tangan saya :D
Selama ada biskuit, babi ini mau di elus elus :) |
Kera kera di sekitar Tugu Nol Kilometer, saya cuma berani foto dari jauh, mereka galak soalnya |
Tapi selanjutnya saya lebih memilih melempar biskuit saja,
takut salah salah tangan saya tergigit hihi. Tapi beberapa biskuit ini diambil
kera kera di sekitar tugu yang pastinya jauh lebih gesit dibanding si babi
jinak.
Setelah main main dengan babi jinak, saya melihat lihat Tugu
Nol Kilometer, rupanya si babi jinak ini masih terus meminta makanan dari
pengunjung lain dengan berdiri diam di depan pengunjung yang sedang duduk,
persis cara doggy meminta makanan, lucu! :)
Memang cukup aneh mengetahui ada babi, di Aceh, yang jinak
dan meminta makan dari pengunjung tugu nol kilometer, tapi rupanya hal hal yang
tidak terduga ini justru yang kadangkala lebih diingat. Bagi saya juga,
pengalaman bertemu babi jinak ini lebih seru dibanding lokasinya itu sendiri,
bukannya karena titik nol kilometer tidak penting, tapi antara seru dan penting
itu berbeda kan :)
Usai lihat lihat tugu bisa nongkrong sambil liat pemandangan ini |
Kalau mengunjungi Tugu Nol Kilometer, jangan lupa bawa
biskuit untuk si babi jinak supaya ia mendekati dan mau dielus elus (bagi yang
bisa dan boleh memegang babi) karena sibuk makan, tapi hati hati juga karena
bagaimanapun jenisnya tetap babi hutan yang besar dan kalau diseruduk atau
tergigit lumayan juga hihi..
@marischkaprue - animal encounter is her happy notes on the journey
Ayoo...Gunakan waktu Liburan Akhir Tahun anda untuk mengunjungi SABANG. [Cinta Indonesia]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar