Selasa, 08 Januari 2008

Dasar-Dasar Penggunaan Editor VI

1. Pengantar

Editor VI merupakan editor berbasis layar yang digunakan oleh banyak pemakai UNIX. Berbasis layar berarti teks yang akan disunting ditampilkan dalam sebuah layar dan pemakai dapat menggerakkan kursor pada bagian layar yang ingin diperbaiki.

Jika kita menggunakan editor VI untuk pertama kalinya, mungkin kita akan mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena perintah-perintah pada editor VI harus dihafalkan. Pada editor VI tidak terdapat menu-menu seperti pada editor PICO, sehingga ada kesan bahwa editor VI tidak user-friendly. Akan tetapi editor VI merupakan editor teks standar yang ada pada setiap sistem operasi UNIX. Jadi kita harus mengetahui dasar-dasar penggunaan editor VI untuk berjaga-jaga seandainya editor teks yang biasa kita gunakan tidak tersedia pada sistem operasi UNIX yang kita gunakan.

2. Dua Modus Pada Editor VI

Hal pertama yang perlu diketahui oleh pemakai adalah bahwa editor VI memiliki dua modus, yaitu modus perintah (command mode) dan modus penyisipan (insert mode) Modus perintah dapat digunakan untuk memasukkan perintah-perintah untuk memanipulasi teks dan file. Perintah-perintah ini biasanya terdiri dari satu atau dua buah karakter. Modus penyisipan digunakan untuk melakukan pengetikan teks.

Pada saat kita memulai editor VI, kita langsung berada pada modus perintah. Ada beberapa perintah untuk memasuki mode penyisipan. Perintah-perintah yang paling sering digunakan adalah perintah a dan i. Bila kita menekan tombol [Escape], maka kita akan kembali ke modus perintah. Penekanan [Escape] pada modus perintah tidak akan mangakibatkan kita keluar dari modus perintah.

3. Memulai Editor VI

Dengan menggunakan editor VI, kita dapat membuat file baru atau menyunting file yang sudah ada. Perintah untuk memulai editor VI adalah “vi nama_file”. Bila nama_file merupakan file yang sudah ada, pada bagian bawah layar akan ditampilkan jumlah baris dan jumlah karakter pada file tersebut. Bila nama_file merupakan file baru, pada bagian bawah layar akan ditampilkan keterangan bahwa file tersebut adalah file baru.

Pada layar akan tampak baris-baris yang diawali dengan tanda tilde (~). Baris yang diawali dengan tanda ini menunjukkan baris tersebut belum pernah digunakan oleh pemakai. Editor VI juga dapat dimulai tanpa menyertakan nama_file. Akan tetapi nama_file ini harus diberikan pada saat kita ingin menyimpan pekerjaan ke file. Pada bagian kiri atas dari layar akan tampak kursor yang berkedip yang menunjukkan bahwa editor siap menerima perintah dari pemakai.

4. Keluar Dari Editor VI

Untuk keluar dari editor VI, ada beberapa perintah yang dapat digunakan. Semua perintah ini harus dimasukkan dari modus perintah.

Tabel 1. Perintah-perintah untuk keluar dari editor VI.

Perintah


Keterangan

:q [Enter]


Keluar dari editor VI, hanya jika tidak ada modifikasi pada file.

ZZ


Menyimpan ke file dan keluar dari editor VI

:wq [Enter]


Sama seperti ZZ

:x [Enter]


Sama seperti ZZ

:q! [Enter]


Keluar dari editor VI tanpa harus menyimpan ke file

Untuk menyimpan ke file tanpa keluar dari editor VI, gunakan perintah :w [Enter].

5. Beberapa Perintah Pada Modus Perintah

Penjelasan tentang perintah-perintah pada modus perintah akan dibagi dalam beberapa bagian. Perintah-perintah yang akan dijelaskan antara lain : menggerakkan kursor, menghapus teks, faktor pengulang, membatalkan perubahan atau penghapusan, mencari string, dan berpindah layar.

5.1. Menggerakkan Kursor

Di bawah ini adalah perintah-perintah yang dapat digunakan untuk menggerakkan kursor pada modus perintah.

Tabel 2. Perintah-perintah untuk mengerakkan kursor.

Perintah


Keterangan

l panah kanan atau spasi


ke kanan 1 karakter

h atau panah kiri


ke kiri 1 karakter

j atau panah bawah


ke bawah 1 baris

k atau panah atas


ke atas 1 baris

5.2. Menghapus Teks

Di bawah ini adalah perintah-perintah yang dapat digunakan untuk menghapus teks dari modus perintah.

Tabel 3. Perintah-perintah untuk menghapus teks.

Perintah


Keterangan

x


menghapus karakter pada posisi kursor

X


menghapus karakter disebelah kiri kursor

dd


menghapus satu baris pada posisi kursor

d [Enter]


menghapus dua baris, baris pada posisi kursor dan baris berikutnya

d0


menghapus dari awal baris sampai tepat sebelum posisi kursor

d$


menghapus dari posisi kursor sampai akhir baris

5.3. Faktor Pengulang

Beberapa perintah dapat diulang beberapa kali dengan menambahkan jumlah pengulangan di depan perintah. Sebagai contoh, dd adalah perintah untuk menghapus satu baris. Untuk menghapus 3 buah baris tanpa harus memasukkan perintah dd sebanyak 3 kali dapat digunakan : 3dd.


5.4. Membatalkan Perubahan atau Penghapusan

Jika kita melakukan kesalahan menghapus tanpa sengaja, kita dapat memperbaikinya dengan menggunakan perintah u atau U. Perintah u digunakan untuk membatalkan perubahan terakhir yang dilakukan oleh pemakai, sedangkan perintah U digunakan untuk membatalkan seluruh perubahan pada satu baris.

5.5. Mencari String

Editor VI memiliki dua jenis pencarian, yaitu : string dan karakter. Untuk pencarian string, perintah yang digunakan adalah perintah / dan ?. Pada saat kedua perintah ini digunakan, perintah yang diketikkan akan muncul dibagian bawah layar, tempat kita mengetikkan string yang ingin dicari. Kedua perintah ini berbeda hanya pada arah pencarian yang akan dilakukan. Perintah / mencari ke arah bawah, sedangkan perintah ? mencari ke arah atas dari file. Perintah n dan N digunakan untuk melanjutkan proses pencarian yang sebelumnya. Perintah n akan mencari dalam arah yang sama, sedangkan perintah N akan mencari dalam arah yang berlawanan.

5.6. Berpindah Layar

Editor VI juga menyediakan perintah-perintah untuk berpindah layar dengan cepat tanpa harus menggerakkan kursor perbaris. Perintah-perintah tersebut adalah :

Tabel 4. Perintah-perintah untuk berpindah perlayar.

Perintah


Keterangan

ctrl-b


berpindah satu layar sebelumnya

ctrl-d


turun setengah bagian layar

ctrl-f


turun satu bagian layar

G


turun ke bagian akhir dari file

line no. G


memindahkan kursor ke line tertentu

ctrl-j


naik setengah bagian layar

6. Penutup

Perintah-perintah yang telah dijelaskan merupakan perintah-perintah dasar pada editor VI. Dengan mengetahui perintah-perintah tersebut, kita sudah dapat melakukan manipulasi pada suatu file teks dan menyimpannya kembali.

Sebenarnya masih banyak perintah-perintah pada editor VI yang memiliki banyak kegunaan antara lain : perintah untuk mengkonversi huruf besar kecil dan huruf kapital, menyisipkan isi dari suatu file, menyimpan sebagian teks ke suatu file, dan perintah-perintah map. Untuk mengetahui perintah-perintah tersebut, pembaca dapat melihatnya pada manual editor VI pada sistem operasi UNIX dengan mengetikkan man vi pada prompt, dari sumber-sumber bacaan dari Internet, maupun dari buku-buku UNIX yang ada. Salah satu buku yang membahas dengan jelas tentang cara-cara penggunaan editor VI adalah Pengenalan UNIX & Utilitas, karangan Abdul Kadir.

Mengenal Teknologi Biometrik

RFID di Paspor Biometrik

Paspor Biometrik

Sebagian besar dari kita mungkin pernah mendengar istiah "Biometrik". Jargon tersebut santer ketika Kantor Imigrasi meluncurkan paspor baru yang katanya berteknologi tinggi. Apa sebenarnya paspor biometrik itu ?

Paspor Biometrik adalah dokumen perjalanan (paspor) yang dapat dibaca oleh mesin pembaca atau disebut Machine Readable Travel Document (MRTD). Standar MRTD diatur oleh ICAO .

Sesuai dengan namanya, informasi yang disimpan di dalam paspor adalah informasi biometrik yang meliputi: sidik jari, pengenal wajah dan pindaian iris mata [1]. Di samping informasi tadi mungkin sekali informasi penting lain seperti nama kecil, tanggal lahir, alamat, dll ikut disimpan di sana.

Paspor yang menggunakan teknologi ini, biasanya akan memuat logo biometrik seperti berikut


Coba perhatikan, jika anda pemegang paspor Indonesia, mungkin tidak menemukannya di paspor anda.

Di dalam paspor informasi disimpan di dalam chip RFID (Radio Frequency ID). Chip yang disebut sebagai RFID tag tadi berukuran kecil bahkan bisa dimasukkan ke dalam lapisan kertas. Mungkin inilah yang digunakan untuk Paspor Biometrik. RFID tag dapat dibaca dari jarak tertentu oleh RFID reader.

Isu Keamanan & Privasi

Di balik sesumbar teknologi canggih tadi, rasanya pemegang paspor biometrik harus lebih berhati-hati karena bisa saja informasi pribadinya dimanfaatkan oleh orang lain untuk kejahatan.

Sudah ada cerita mengenai paspor Inggris yang di-clone, lantas penjahat tersebut membeli tiket menggunakan nomor frequent flyer yang berhasil dicurinya dari RFID paspor. Tidak sampai di situ, penjahat terus bepergian menggunakan paspor duplikasi menggunakan identitas pemilik paspor yang informasinya dicuri. Banyak cerita lain mengenai pembobolan informasi di paspor biometrik [2].

Tips Pengamanan Sederhana

Pengaman harus dilakukan sendiri oleh pemilik barang yang di dalamnya terdapat RFID tag. Bisa saja menggunakan RFID-Zapper . Yang termudah adalah melapisi paspor anda dengan aluminium foil untuk menghalangi sinyal radio pemindai RFID menghubungi chip di paspor. Oleh karena itu, mulai sekarang bungkuslah paspor anda dengan aluminium sehingga informasi pribadi anda tetap aman.


Tingkat Keamanan Makin Ketat dengan Teknologi yang Tepat
Tingkat keamanan yang tinggi tidak selalu ditandai oleh jumlah petugas kemanan yang semakin banyak. Justru terletak dari aplikasi teknologi yang tepat.Petugas keamanan yang bertambah banyak akan membebani perusahaan dari segi cost operational dan management personalia, selain itu di segi penjahat yang semakin pintar melakukan aksinyaPenjahat dari hari ke hari sudah semakin pintar. Banyak kejahatan yang dilakukan menggunakan teknologi canggih. Bahkan tidak jarang kita berlomba dengan teknologi kemanan itu sendiri. Misalnya saja sebuah virus yang menyerang komputer Anda. Semakin hari semakin canggih. Dan program antivirus pun semakin hari juga semakin canggih berusaha untuk selalu menandingi. Begitu pula dengan virus yang semakin hari juga terus dikembangkan untuk menggagalkan satu antivirus dengan antivirus yang lain.Begitu pula penjahat semakin canggih alat kemanan, cara kerja mereka pun semakin canggih dan lihai. Sayangnya, di Indonesia tingkat kemanan yang sangat ketat jarang sekali ditemukan kecuali pada tempat-tempat tertentu saja. Misalnya, bandara, kantor konsulat, atau gedung-gedung khusus. Kebanyakan pihak kemanan sebuah gedung hanya menerapkan pemeriksaan alakadarnya atau sekadar formalitas dengan alat metal detector. Yang terkadang aktif terkadang mati. Bahkan yang terkadang sangat mengganggu kenyamanan adalah seseorang diminta untuk memperlihatkan isi tasnya pada petugas keamanan. Padahal hal ini sebenarnya dapat dihindari.Dengan teknologi yang tepat, tidak hanya tingkat kemanan yang meningkat, melainkan pengunjung juga akan merasa lebih nyaman. Perangkat apa saja sebenarnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemanan? Banyak sekali dengan menggunakan kamera CCTV atau mungkin dengan menggunakan sinar X.Sedangkan untuk keamanan tempat-tempat tertentu, dapat saja menggunakan teknologi biometrics yang kini sudah mulai marak digunakan. Sebagian dari teknologi tersebut memang masih tergolong cukup mahal. Tapi untuk melindungi sesuatu yang snagat berharga, rasanya nilai teknologi tersebut tidak akan terlalu berarti.CCTV adalah teknologi yang cukup konvensional yang sudah lebih dulu hadir. Dengan kamera CCTV yang sangat mungil, seorang petugas kemanan dapat memantau keadaan. Dan bila ada kejahatan terjadi, rekaman pada CCTV cukup dapat dijadikan barang bukti. Oleh sebab itu, keberadaan CCTV banyak digunakan pada tempat-tempat yang rawan akan kejahatan pencurian seperti supermarket, dan mesin ATM. Bentuk kamera yang semakin hari semakin kecil membuatnya sangat fleksibel untuk diletakkan di mana saja. Belum lagi instalasi CCTV tidak terlalu sulit. Bahkan, jika diinginkan kini juga sudah tersedia CCTV yang tidak menggunakan kabel.Keberadaan CCTV sebagai alat keamanan kadang menyulitkan kadang tidak. Untuk kemanan yang butuh pantauan ketat, tentu akan membutuhkan kehadiran SDM sebagai operator atau petugas pemantau.Sedangkan bila CCTV hanya digunakan sebagai alat dokumentasi atau bukti di kemudian hari. Petugas operator hanya perlu merekamnya. Biometrics Teknologi biometrics adalah teknologi kemanan yang menggunakan bagian tubuh sebagai identitas. Dunia medis mengatakan bahwa ada berapa bagian tubuh kita yang sangat unik. Artinya, tidak dimiliki oleh lebih dari satu individu. Contohnya saja sidik jari atau retina mata.Meskipun bentuk atau warna mata bisa saja sama, namun retina mata belum tentu sama. Begitu juga dengan suara dan struktur wajah. Bagian-bagian unik inilah yang kemudian dikembangkan sebagai atribut keamanan. Sebagai bagian dari teknologi keamanan, biometrics memiliki dua fungsi sekaligus yang dapat dijalankan terpisah maupun secara bersamaan. Yang pertama sebagai pencatat ID atau sebagai alat verifikasi (password). Teknologi biometrics hampir dapat diterapkan di mana saja. Mulai untuk melindungi sebuah barang tertentu dari akses yang tidak diinginkan, seperti komputer. Sampai untuk melindungi sebuah ruangan yang ramai dari orang-orang tertentu. Misalnya, untuk mengetahui keberadaan teroris atau penjahat lain di bandara.Cara kerja teknologi keamanan yang satu ini hampir sama dengan teknologi keamanan lain yang sangat bergantung kepada sensor. Sendor yang digunakan pada teknologi biometrics cenderung mahal dan semakin akurat ketajamannya maka akan semakin mahal. Selain sensor, bagian yang tidak kalah penting dari biometrics adalah data. Bagaimana Anda menyimpan data pada sebuah sistem sangat penting. Sebab biometrics adalah teknologi yang bergantung kepada data. Bila data yang disimpan tidak aman atau lengkap, kemungkinan adanya penyusup ke system ini akan lebih besar.


Tingkat Keamanan Makin Ketat dengan Teknologi yang Tepat 2

Tingkat keamanan yang tinggi tidak selalu ditandai oleh jumlah petugas kemanan yang semakin banyak. Justru terletak dari teknologi yang digunakan. Bila petugas keamanan bertambah banyak, tapi penjahat semakin pintar menyamarkan diri dan barang bawaannya, tetap saja dapat terjadi kejahatan.


Penjahat dari hari ke hari sudah semakin pintar. Banyak kejahatan yang dilakukan menggunakan teknologi canggih. Bahkan tidak jarang berlomba dengan teknologi kemanan itu sendiri. Misalnya saja sebuah virus yang menyerang komputer Anda. Semakin hari semakin buas. Dan program antivirus pun semakin hari juga semakin canggih berusaha untuk selalu menandingi. Begitu pula dengan virus yang semakin hari juga terus dikembangkan untuk menggagalkan satu antivirus dengan antivirus yang lain.

Begitu pula penjahat semakin canggih alat kemanan, cara kerja mereka pun semakin canggih dan lihai. Sayangnya, di Indonesia tingkat kemanan yang sangat ketat jarang sekali ditemukan kecuali pada tempat-tempat tertentu saja. Misalnya, bandara, kantor konsulat, atau gedung-gedung khusus. Kebanyakan pihak kemanan sebuah gedung hanya menerapkan pemeriksaan alakadarnya atau sekadar formalitas dengan alat metal detector. Yang terkadang aktif terkadang mati. Bahkan yang terkadang sangat mengganggu kenyamanan adalah seseorang diminta untuk memperlihatkan isi tasnya pada petugas keamanan. Padahal hal ini sebenarnya dapat dihindari. Dengan teknologi yang tepat, tidak hanya tingkat kemanan yang meningkat, melainkan pengunjung juga akan merasa lebih nyaman.

Perangkat apa saja sebenarnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemanan? Banyak sekali dengan menggunakan kamera CCTV atau mungkin dengan menggunakan sinar X. Sedangkan untuk keamanan tempat-tempat tertentu, dapat saja menggunakan teknologi biometrics yang kini sudah mulai marak digunakan. Sebagian dari teknologi tersebut memang masih tergolong cukup mahal. Tapi untuk melindungi sesuatu yang snagat berharga, rasanya nilai teknologi tersebut tidak akan terlalu berarti.

CCTV
CCTV adalah teknologi yang cukup konvensional yang sudah lebih dulu hadir. Dengan kamera CCTV yang sangat mungil, seorang petugas kemanan dapat memantau keadaan. Dan bila ada kejahatan terjadi, rekaman pada CCTV cukup dapat dijadikan barang bukti. Oleh sebab itu, keberadaan CCTV banyak digunakan pada tempat-tempat yang rawan akan kejahatan pencurian seperti supermarket, dan mesin ATM.

Bentuk kamera yang semakin hari semakin kecil membuatnya sangat fleksibel untuk diletakkan di mana saja. Belum lagi instalasi CCTV tidak terlalu sulit. Bahkan, jika diinginkan kini juga sudah tersedia CCTV yang tidak menggunakan kabel.

Keberadaan CCTV sebagai alat keamanan kadang menyulitkan kadang tidak. Untuk kemanan yang butuh pantauan ketat, tentu akan membutuhkan kehadiran SDM sebagai operator atau petugas pemantau. Sedangkan bila CCTV hanya digunakan sebagai alat dokumentasi atau bukti di kemudian hari. Petugas operator hanya perlu merekamnya.

Biometrics
Teknologi biometrics adalah teknologi kemanan yang menggunakan bagian tubuh sebagai identitas. Dunia medis mengatakan bahwa ada berapa bagian tubuh kita yang sangat unik. Artinya, tidak dimiliki oleh lebih dari satu individu. Contohnya saja sidik jari atau retina mata. Meskipun bentuk atau warna mata bisa saja sama, namun retina mata belum tentu sama. Begitu juga dengan suara dan struktur wajah. Bagian-bagian unik inilah yang kemudian dikembangkan sebagai atribut keamanan.

Sebagai bagian dari teknologi keamanan, biometrics memiliki dua fungsi sekaligus yang dapat dijalankan terpisah maupun secara bersamaan. Yang pertama sebagai pencatat ID atau sebagai alat verifikasi (password).

Teknologi biometrics hampir dapat diterapkan di mana saja. Mulai untuk melindungi sebuah barang tertentu dari akses yang tidak diinginkan, seperti komputer. Sampai untuk melindungi sebuah ruangan yang ramai dari orang-orang tertentu. Misalnya, untuk mengetahui keberadaan teroris atau penjahat lain di bandara.

Cara kerja teknologi keamanan yang satu ini hampir sama dengan teknologi keamanan lain yang sangat bergantung kepada sensor. Sendor yang digunakan pada teknologi biometrics cenderung mahal dan semakin akurat ketajamannya maka akan semakin mahal.

Selain sensor, bagian yang tidak kalah penting dari biometrics adalah data. Bagaimana Anda menyimpan data pada sebuah sistem sangat penting. Sebab biometrics adalah teknologi yang bergantung kepada data. Bila data yang disimpan tidak aman atau lengkap, kemungkinan adanya penyusup ke system ini akan lebih besar.

Menurut sistemnya biometrics sendiri terbagi atas tiga macam, yaitu:

1. Sistem yang menyimpan data langsung pada alat.
Dengan sistem ini, data akan disimpan pada media penyimpanan yang berada dalam alat detektor. Jika sewaktu-waktu mesin harus di-reset atau dikembalikan ke posisi awal, maka data yang ada dapat saja ikut terhapus. Sehingga petugas harus meng-input ulang. Jika data yang dimasukkan sangat banyak tentu akan sangat merepotkan, lain halnya bila data tidak terlalu banyak. Biometrics dengan sistem ini sangat cocok untuk diterapkan pada sebuah alat tertentu yang tidak digunakan oleh banyak orang atau untuk untuk melindungi sebuah ruang khusus, yang juga tidak diakses oleh banyak pengunjungnya.

2. Sistem yang menyimpan data pada jaringan.
Sistem yang kedua memanfaatkan jaringan untuk menyimpan datanya. Sistem yang kedua sangat efektif bagi aplikasi yang memang dipergunakan untuk banyak user. Misalnya saja untuk data absen karyawan atau siswa. Bentuk fisik yang ditampilkan oleh alat juga tidak perlu terlalu besar. Karena data tidak akan diproses langsung pada alat. Melainkan dikirim dahulu ke sebuah jaringan baru kemudian diproses dan disimpan. Sistem ini memang membutuhkan waktu lama.

Tetapi cukup efektif untuk data yang besar. Karena tidak akan terkena risiko data hilang pada saat proses reset pada alat harus dilakukan.

3. Sistem yang menyimpan data pada sebuah chip.
Sistem yang terakhir ini menggunakan media tambahan berupa chip untuk menyimpan data si pemilik ID. Sehingga untuk menggunakannya seseorang harus membawanya. Untuk sistem yang terakhir ini, akan sangat efektif diterapkan untuk yang memiliki pengguna sangat banyak atau bila alatnya hendak diletakkan di tempat umum. Misalnya saja untuk keamanan di mesin ATM atau hanya sekadar sebagai ID masuk dalam sebuah gedung.

Sedangkan bagian tubuh yang saat ini sudah mulai digunakan sebagai ID atau password adalah:

- Sidik Jari
Ini adalah bagian tubuh yang penggunaannya sangat populer baik sebagai ID maupun sebagai password. Sensor yang digunakan untuk men-scan sidik jari sangat bervariasi. Ada sensor yang hanya dapat memeriksa satu sidik jari saja ada yang dapat memeriksa lebih dari satu sidik jari.

Luka pada sidik jari dapat mengakibatkan sidik jari sulit dideteksi. Namun, bukan berarti tidak bisa. Selama luka tersebut tidak terlalu dalam ada beberapa sensor yang masih dapat
mengenalinya. Tentu saja sensor-sensor dengan ketajaman seperti ini akan lebih mahal harganya ketimbang sensor sidik jari dengan ketajaman biasa.

Penerapan sidik jari sebagai bagian dari sistem keamanan kini sudah se makin luas. Bahkan saat ini sudah ada mouse yang penggunaannya membutuhkan sidik jari penggunanya.

- Geometris Tangan
Lain sidik jari lain pula yang dimaksud dengan geometris tangan atau yang dikenal juga dengan bentuk tangan. Nilai-nilai yang menjadi bagian dari datanya adalah, ukuran tangan, bentuk telapak tangan, sampai bentuk dan ukuran masing-masing jari. Sensor yang digunakan untuk mendeteksi geometris tangan berbeda dengan sensor yang digunakan untuk mendeteksi sidik jari. Cara pengambilan sampel juga lebih rumit, karena harus dilakukan dari berbagai perspektif. Oleh sebab itu, biometrics ini dianggap lebih akurat dan lebih sulit untuk dipalsukan datanya. Namun, proses pengaksesan juga akan berjalan lebih lama. Oleh sebab itu, sebaiknya jangan menggunakan sistem ini untuk ruangan yang terbuka atau untuk aplikasi yang dimanfaatkan oleh banyak orang (seperti absensi).

- Mata
Mata manusia sangat unik. Meskipun secara kasat mata, setiap bola mata manusia hampir sama. Ada dua bagian yang kerap menjadi bagian dari biometrics mata, yaitu retina dan iris mata. Iris mata lebih mudah penggunaannya dibandingkan dengan retina mata. Untuk menganalisis retina mata, seorang pengguna harus menatap pada fokus yang telah ditentukan dan proses analisis juga tidak akan dapat dilakukan bila user menggunakan kaca mata.

Lain halnya dengan iris mata. Teknologi dengan iris mata tidak sesulit retina mata. User tidak perlu menatap lurus ke fokus. Dan pengguna kaca mata masih dapat dikenali.

- Bentuk Wajah
Teknologi biometrics yang menganalisis bentuk wajah sudah juga digunakan di beberapa tempat. Salah satunya bandara. Perangkat yang difungsikan sebagai sensor untuk teknologi ini umumnya adalah kamera CCTV biasa. Dan sistem yang digunakan adalah sistem yang datanya disimpan dalam sebuah jaringan. Sedangkan proses kerjanya adalah sebagai berikut. Gambar yang diperoleh oleh kamera CCTV secara otomatis akan diolah oleh komputer yang terhubung langsung dengan data kepolisian. Setiap wajah yang lewat akan dilihat kecocokannya dengan data yang ada pada jaringan. Jika ada kemiripan, maka nyala alarm akan berbunyi dan memberi tahu kepada petugas.

Untuk menggunakan bentuk wajah sebagai bagian dari sistem keamanan, sampel yang diambil harus lengkap, artinya pengambilan sampel harus dilakukan dari berbagai arah. Sama halnya seperti pada penggunaan geometris tangan.

- Suara
Gelombang suara juga dapat dijadikan identitas yang unik. Namun sayangnya, untuk yang satu ini keadaan sekitar sangat mempengaruhi. Sehingga untuk menerapkannya harus benar-benar di ruangan atau lingkungan yang tidak ramai. Dan semakin tinggi toleransi yang dimiliki oleh sebuah sensor akan membuat harga sensor akan semakin tinggi.

Metal Detector
Ini adalah alat yang paling sering ditemui masyarakat belakangan ini sejak merebaknya isu terror bom di Indonesia. Di mana-mana petugas keamanan baik gedung kantor sampai tempat hiburan dan belanja sibuk menenteng-nenteng alat berwarna hitam. Alat ini biasa ditempelkan pada barang bawaan pengunjung. Untuk mengetahui apakah pengunjung membawa barang berbahaya atau tidak. Selain dengan alat semacam pentungan berwarna hitam, kadang pengunjung juga harus melewati sebuah alat yang menyerupai gawang kecil. Bila pengunjung mengantongi perangkat berbahan logam atau metal seperti ponsel, maka alat itu akan berbunyi nyaring sekali. Begitu juga dengan alat berwarna hitam yang
menyerupai pentungan tersebut.

Alat ini dikenal juga dengan sebutan metal detector. Fungsinya adalah untuk mengetahui keberadaan komponen logam atau metal yang berada pada targetnya. Pada tempat-tempat tertentu, keberadaan metal detector memang membantu kemanan gedung. Namun, apa yang diamankan oleh metal detector? Tidak lain adalah semua komponen yang mengandung logam. Mulai dari benda tajam seperti pisau, gunting, penggaris sampai pena, dan ponsel. Semuanya akan memancing bunyi sebuah metal detector.

Jika untuk melindungi sebuah tempat dari pengunjung yang membawa sebuah bom. Alat keamanan ini dapat dikatakan kurang efektif, karena bahan kimia tidak akan dapat terdeteksi oleh alat ini. Dan pada umumnya, bom terbuat dari campuran bahan kimia.

Dalam melakukan proses deteksi, metal detector menggunakan kawat tembaga sebagai pengumpan sinyal. Bila sinyal tersebut bertabrakan dengan logam, maka akan terjadi medan magnet yang menyebabkan echo (gema) yang panjang.

Namun, keberadaan metal detector sendiri kini tidak lagi dapat dijadikan satu-satunya komponen keamanan. Karena sangat sering apa yang dibawa oleh pengujung digeledah. Hal ini tentu saja mengganggu hak privasi seseorang. Oleh sebab itu, bila sebuah institusi ingin menjaga keamanan tempatnya tanpa harus melanggar hak privasi pengunjungnya, maka ia harus menyediakan sebuah alat deteksi lain yang lebih sopan. Salah satu contohnya X-Ray.

X-Ray
Barang apa yang sedang dibawa? Sekali lagi, membuka tas seseorang bukanlah tindakan yang sopan. Karena ada beberapa bawaan yang sifatnya sangat pribadi. Dan tindakan menggeledah tas bukanlah hal yang tepat dilakukan. Meskipun atas nama keamanan. Jika memang ingin meningkatkan kemanan sebuah gedung, maka pihak pengelola gedung harus rela mengeluarkan kocek lebih mahal. Misalnya dengan menggunakan teknologi X-Ray. Dengan teknologi X-Ray, seseorang tidak perlu lagi merasa sungkan. Karena untuk
bawaan tertentu tidak akan terdeteksi. Misalnya saja pembalut atau kondom.

X-Ray bukanlah teknologi baru. Kehadirannya sudah lama digunakan oleh masyarakat, khususnya bagi mereka yang pernah melakukan pemeriksaan menyeluruh di rumah sakit. Kemampuannya dalam melihat jauh lebih ke dalam dimanfaatkan dunia kedokteraan untuk menelaah lebih jauh tentang apa yang terjadi pada bagian dalam tubuh manusia.

Namun ternyata, sinar X ini tidak hanya mampu menelaah komponen dalam tubuh manusia, melainkan juga mampu menelaah isi sebuah tas. Baik tas kecil sampai tas besar sekalipun.

Kemampuannya inilah yang kemudian dilirik oleh pelaku sistem keamanan untuk kemudian digunakan sebagai bagian dari komponen penjaga keamanan. Seperti halnya dengan sinar X dalam duania kedokteran. Sinar X yang digunakan untuk sistem keamanan juga memiliki radiasi. Hanya saja, radiasinya bukan membahayakan si pemilik barang, melainkan barang yang sedang diperiksa. Salah satu yang sangat rentan terhadap radiasi sinar X adalah film. Lembaran film kamera manual sering rusak bila terkena radiasi sinar X.

Namun, lain dengan sekarang. Radiasi yang digunakan sinar X untuk pemeriksaan tidak lagi setinggi dulu. Kini sinar X yang biasa digunakan di bandara contohnya sudah aman untuk digunakana pada film.

Namun bukan berarti boleh diletakkan dalam bagasi pesawat sebab sinar X yang memeriksa bagasi umumnya menggunakan radiasi yang lebih tinggi. Mengingat tumpukan barang yang diperiksa jauh lebih banyak.

Dengan sinar X, setiap jenis barang memiliki warna berbeda. Misalnya bahan organik dengan bahan bukan organik akan tampil dengan warna berbeda. Begitu pula halnya dengan barang yang mengandung metal. Bukan berarti barang organik luput dari perhatian. Umumnya, petugas operator X-Ray sudah mendapatkan pendidikan untuk membedakan bahan organik yang dapat berfungsi sebagai bom atau bukan.

CT Scan
Selain sinar X yang diarahkan searah saja, ada alat keamanan lain yang tidak kalah canggihnya, yaitu CT Scan (computer tomography scanner). Teknologi ini menggunakan beberapa sinar X sekaligus untuk memeriksa seluruh dimensi setiap barang. Dengan CT Scan Anda tidak hanya memeproleh gambaran mengenai isi tas saja, melainkan lengkap dengan ukuran dan berat masing-masing perangkat yang ada dalam tas tersebut. Bila ada sebuah perangkat yang berat atau bentuknya tidak sesuai dengan fungsinya, maka komputer akan memperingati petugas operator CT Scan.

Proses pemeriksaan dengan CT Scan lebih lama ketimbang X-Ray. Namun, data yang dihasilkan memang lebih lengkap. Sebaiknya penggunaan CT-Scan hanya dilakukan untuk orang-orang atau bawaan yang sangat mencurigakan saja. Jangan sampai terjadi antrian yang tidak berarti pada pintu masuk.

RFID
Lain di bandara lain pula di pertokoan. Saat ini keberadaan teknologi labeling sudah sangat canggih. Dengan menggunakan label berfrekuensi radio, tidak perlu lagi khawatir produk dari supermarket tersebut kecurian. Karena setiap barang atau produk yang melewati batas akan membuat alarm berbunyi.

Teknologi mana yang akan digunakan? Terserah yang mana saja, asalkan menyesuaikan dengan keadaan. Bila memang ingin menggunakan sebagai security sebuah ruangan atau sebagai absensi, kartu dengan cip sidik jari cukup baik.

Namun bila akan menggunakannya untuk memeriksa pengunjung toko Anda atau gedung Anda, sebaiknya carilah teknologi yang sopan. Mungkin sinar X dapat menjadi jawabannya. Jangan menggunakan metal detector jika yang dicari bukanlah benda tajam. Atau dengan tidak sopan menggeledah tas pengunjung toko atau gedung Anda.


biometrik
BIOMETRIK, makhluk apaan tuh? Biometrik merupakan kata lain dari parameter manusia. Biometrik adalah metode untuk mengidentifikasi atau mengenali seseorang berdasarkan karakteristik fisik atau perilakunya. Hal ini biasanya digunakan dalam area security (keamanan) yang bersifat personal. Makanya, teknologi biometrik itu punya keunggulan sifat yang relatif tidak bisa dihilangkan, dilupakan, atau dipindahkan dari satu orang ke orang lain. Pendeknya, sulit ditiru atau dipalsukan.Saat ini, perkembangan penggunaan alat-alat berbasis teknologi biometrik dengan alasan untuk keamanan berkembang dengan cepat. Di Indonesia sendiri, implementasi penggunaan teknologi biometrik ini sudah digunakan oleh banyak perusahaan dan perkantoran. Misalnya, perusahaan penyedia layanan safety box, perusahaan farmasi, kantor imigrasi, dll.Berbicara sistem keamanan, sebetulnya apa saja yang harus kita pertimbangkan dalam pembuatan sistemnya? Lalu, bentuk autentikasi seperti apa yang ditawarkan dari teknologi biometrik itu?Pertimbangan keamananKeamanan sesungguhnya terbentuk dari suatu mata rantai yang akan memiliki kekuatan sama dengan mata rantai yang terlemah sekalipun. Buktinya, misalnya sistem keamanan yang berbasiskan certificate authority (CA) memiliki rantai yang tidak seluruhnya merupakan sistem kriptografi, tetapi manusia juga banyak terlibat.Menyikapi hal tersebut, harus diakui bahwa banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengaksesan data. Untuk itu, dalam perancangan suatu sistem keamanan, lazimnya kita akan dihadapkan pada beberapa pertimbangan. Meminjam istilah Suparno, pertimbangan tersebut dikenal dengan segitiga CIA.Segitiga CIA ini terdiri dari pertama, confidentiality. Yaitu segala usaha yang berkaitan dengan pencegahan pengaksesan terhadap informasi yang dilakukan pihak lain yang tidak berhak. Kedua, integrity. Yaitu sesuatu yang berkaitan dengan pencegahan dalam modifikasi informasi yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak berhak. Ketiga, availability. Yaitu pencegahan penguasaan informasi atau sumber daya oleh pihak lain yang tidak berhak.Lebih jauh dari pertimbangan segitiga CIA, kita juga dalam membangun sistem keamanan harus melakukan pendekatan secara komprehensif dan modern. Sebab, sering kali pendekatan tradisional pada keamanan komputer misalnya, hanya berorentasi pada teknologi dan produk. Dalam pendekatan model ini, terdapat anggapan bahwa hanya sebagian orang saja yang harus mengerti dan bertanggung jawab dalam masalah keamanan. Kondisi model itu, lebih diperparah lagi oleh tindakan pihak manajemen yang biasanya menempatkan keamanan komputer pada perioritas yang rendah.Pendekatan tradisional biasanya ditandai dengan ketidakmengertian pengguna akan pentingnya keikutsertaan mereka dalam membangun keamanan. Pengguna menganggap, setelah membeli dan menggunakan produk-produk keamanan, seperti firewall dan kriptografi dapat menjamin keamanan suatu sistem yang digunakan.Menyikapi kenyataan tersebut, pendekatan tradisional harus dihindari dalam membangun sistem keamanan dan kita ganti dengan pendekatan modern yang komprehensif. Yakni dengan mengikutsertakan pengguna, kebijakan, manajemen, dan teknologi. Arti lainnya, dalam pelaksanaan keamanan akan melibatkan 3M (matematika, manajemen, dan manusia).Autentikasi biologisDari uraian di awal, dapatlah kita nyatakan bahwa sesungguhnya autentifikasi dalam keamanan merupakan hal yang sangat penting demi keamanan data. Masalahnya, teknologi yang selama ini diterapkan memiliki banyak kendala dalam penerapannya dan masih kurang memberikan perlindungan yang aman.Menyikapi kondisi tersebut, saat ini kita sedikit merasa lega dengan kehadiran teknologi berbasis biometrik. Pasalnya, teknologi biometrik ini menawarkan autentikasi secara biologis yang memungkinkan sistem dapat mengenali penggunanya secara lebih tepat.Walau begitu, kita harus sadar, sesungguhnya alat biometrik itu merupakan peralatan tambahan yang digunakan dengan tujuan menambah tingkat keamanan di suatu wilayah, tempat, atau barang. Ada beberapa metode yang digunakan dalam alat biometrik ini, di antaranya berdasarkan identifikasi dari sidik jari (fingerprint), bentuk wajah, lekuk di tangan, selaput pelangi mata (iris), retina mata, suara, dan tanda tangan. Di antara sekian kemungkinan tersebut, yang umum digunakan di Indonesia adalah mode alat biometrik yang menggunakan sidik jari dan digunakan bersama-sama dengan smartcard dalam proses autentikasi.Keautentikasikan dari penggunaan teknologi identifikasi sidik jari ini didasarkan pada fakta bahwa setiap sidik jari adalah unik. Cara kerja verifikasi sistem ini menggunakan kontur dan flat image dari jari dan membandingkannya. Dalam hal ini, sidik jari manusia biasanya diklasifikasikan berdasarkan sistem Henry.Sistem Henry berasal dari pola ridge yang terpusat pola jari tangan, jari kaki, khususnya telunjuk. Metodenya, setelah seseorang meletakkan sidik jarinya pada sensor, maka akan dilakukan proses penangkapan gambar sidik jari beserta konturnya (tinggi rendah permukaan sidik jari). Dari sini, lalu ditentukan beberapa titik koordinat di mana ditemukan pola pusat, pola percabangan, dan pola ujung.Kemudian dari titik-titik koordinat tersebut akan dibentuk menjadi garis-garis vektor dan pada akhirnya menjadi pola berbentuk seperti kristal (ditentukan jarak antartitik yang paling efisien) yang bisa dikodekan dalam digital sepanjang 256 byte data. Baru setelah data didapat, menjadi tugas pemroses (komputer) untuk melakukan pencocokan data yang didapat dengan data base yang ada.Akhirnya, dapatlah dikatakan bahwa biometrik benar-benar menawarkan autentikasi secara biologis. Sebab, tidak ada dua individu mempunyai pola ridge serupa, pola ridge tidaklah bisa menerima warisan, pola ridge dibentuk embrio, pola ridge tidak pernah berubah dalam hidup, dan dapat berubah hanya setelah kematian sebagai hasil pembusukan. Atau secara kebetulan, pola ridge hanya diubah akibat luka-luka, kebakaran, penyakit atau penyebab lain yang tidak wajar.