Minggu, 30 Desember 2012

Sabang, "Duty Free Island"

  Pantai di kawasan Iboih, Pulau Sabang, Aceh.
Jika pernah mampir ke beberapa bandara internasional yang ada di dunia, mungkin Anda sudah kenal dengan toko-toko duty free. Toko tersebut menjual barang-barang dengan harga lebih murah karena terbebas dari beberapa pajak yang dikenakan atas barang impor sesuai aturan masing-masing negara. Nah, kota Sabang di Aceh ibarat duty free island, pulau duty free.
"Karena UU Nomor 3 Tahun 2000 menetapkan Sabang sebagai (wilayah) perdagangan bebas. Jadi, barang-barang tidak dikenai pajak, seperti PPN, pajak barang mewah. Jadi, Sabang adalah duty free island," ungkap Wali Kota Sabang Munawar Liza Zainal, dalam jumpa pers Sabang International Regatta 2011, Rabu (8/7/2011).
Oleh karena itu, Sabang bisa menjadi destinasi wisata yang cocok tak hanya untuk wisatawan asing, tetapi juga bagi wisatawan domestik. Menurut Munawar, Kota Sabang sebenarnya sudah siap sejak lama dalam hal pariwisata.
"Sejak masa Belanda, tahun 1800-an, noni-noni Belanda kalau berwisata bahari ke Sabang. Saat masa konflik pun, dari kedua pihak berwisata ke Sabang. Hal ini menunjukkan Sabang sebagai tempat damai dan aman," ungkapnya.
Selain kekayaan alam dan adat istiadat yang kental, Munawar menyatakan kesiapan masyarakat Sabang untuk mengembangkan pariwisata. "Masyarakat Sabang memiliki kehidupan bergama yang sangat toleran dan damai. Masyarakat Sabang paling siap untuk bekerja pariwisata. Kalau daerah lain di Aceh kita bisa lihat wajah-wajah merengut, kalau di Sabang senyum semua," tuturnya.
Selain hal itu, kesiapan Sabang sebagai destinasi wisata juga terlihat dari sisi infrastruktur. Ia menyebutkan, jalanan di Sabang bagus dan tak bergelombang. Bahkan, lanjutnya, di Sabang tak ada lampu merah dan bebas macet. Selain itu, Sabang memiliki akses pelabuhan yang dalam. Kapal besar pun bisa berlabuh di sana dengan kondisi kapal benar-benar bisa merapat di pelabuhan.
"Ini merupakan daya tarik bisa dikembangkan untuk cruise. Sabang juga potensial untuk perahu layar sebagai point entry dan exit perahu-perahu layar internasional yang ingin menuju Indonesia. Orang luar yang mau masuk Indonesia bisa lewat Sabang," kata Dirjen Pengembangan Destinasi Kemenbudpar Firmansyah.
Wisata bahari memang menjadi unggulan Sabang. Sabang memiliki titik menyelam yang tak kalah dengan tempat lain di Indonesia. Menurut Firmansyah, di Sabang sudah ada lima dive center.
"Banyak wisatawan asing datang untuk menyelam. Mereka bisa menginap selama sebulan," katanya. Munawar menjelaskan, pada tahun 2011, kunjungan turis asing rata-rata per hari sebanyak 20 orang dengan lama tinggal sedikitnya tiga hari.
"Wisatawan asing banyak yang dari Belanda dan Jerman, belakangan banyak dari Malaysia. Kenapa banyak dari Belanda, karena sudah ada direct trip melalui laut dari Rotterdam ke Sabang, juga banyak bangunan tua peninggalan Belanda," katanya.
Wisatawan yang ingin ke Sabang bisa melalui Banda Aceh. Saat ini telah ada penerbangan langsung dari Malaysia, yaitu melalui Penang dan Kuala Lumpur menuju Banda Aceh. Kemudian dari Banda Aceh dilanjutkan dengan kapal cepat selama 45 menit. Hanya saja, kecenderungan tren kunjungan wisatawan yang datang ke Sabang melalui Banda Aceh menjadikan Banda Aceh hanya sebagai kota transit.
"Trennya, wisatawan langsung ke Sabang, di Banda Aceh cuma transit. Begitu juga saat balik. Karena itu, kami kerja sama dengan Banda Aceh dan Aceh Besar untuk membuat paket wisata. Kami tidak mau egosentris dalam menarik wisatawan," ungkap Munawar.
Munawar juga menjelaskan bahwa pada era tahun 1960-1970-an, kondisi pariwisata Phuket, Langkawi, dan Sabang sebenarnya sama. Namun, lanjutnya, Phuket dan Langkawi diurus oleh pemerintah masing-masing.
"Sabang terlambat terurus, tetapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali," katanya. Hal ini tecermin dari ketiadaan hotel berbintang di Sabang. Kota ini hanya memiliki akomodasi berupa hotel kelas melati.
"Total ada 400 kamar di Sabang. Kami juga punya homestay yang bagus-bagus. Akomodasi yang penting dapat menyediakan makanan yang bersih, air yang bersih, kamar mandi bersih, untuk para tamu," ujarnya.

Telusur Iboih dan Balohan dengan Sepeda Motor

Indonesia.travel/ANGKEJalanan yang mulus di Sabang, Aceh

Jalanan di Sabang, Aceh, menghubungkan hampir seluruh bagian terindah di pulau ini. Rasakan suasana bersepeda motor dari Iboih yang termahsyur, lalu perjalanan bisa Anda arahkan ke tepian titik terbarat Indonesia, yaitu Monumen Kilometer Nol.
Jalanan tersebut merangkai di antara hutan-hutan tropis yang hijau. Saat Anda mengendarai sepeda motor di sini maka akan memberikan sensasi yang dibumbui tarikan adrenalin saat membesut gas di jalan yang sepi, meliuk-liuk, dan sempit.
Di kawasan Monumen Kilometer Nol, monyet berlarian di atas permukaan jalan. Mereka bermain di tepi hutan di atas batu karang yang menukik curam ke laut lepas.
Tak hanya monyet, seekor babi rusa sudah menjadi ‘tuan rumah’ di kawasan ini. Masyarakat setempat memanggilnya "Bro". Babi rusa ini begitu jinak dan kerap mengharapkan kemurahan hati dari pengunjung yang datang agar melemparkan makanan.
Sangat disarankan untuk tidak mencoba masuk ke jalan-jalan kecil ke dalam hutan dengan kendaraan sewa Anda, karena pada hakekatnya pulau ini merupakan pulau terdepan dan menjadi perhatian militer untuk menjaganya dari ancaman pihak luar. Tidak heran apabila penjagaan di pulau ini melibatkan tentara dan polisi bersenjata.
Dari arah Monumen Kilometer Nol ke Iboih akan melewati tikungan tajam dan menurun. Hati-hatilah saat menukik, karena hal ini dapat menghentikan keasyikan Anda berpetualang di atas motor skuter matik yang menyenangkan. Tetaplah berkendaraan pada kecepatan yang aman.
Saat menjumpai gerbang pantai Iboih, teruskan motor Anda hingga ujung jalan untuk menemukan surga perairan yang belum banyak tersentuh. Di sini ada beragam atraksi menanti Anda, mulai dari memancing, snorkling, menyelam, atau sekadar bersantai di kedai kopi dan bercengkrama dengan penduduknya yang ramah.
Lihat Rambu-rambu Lalu Lintas Setiap persimpangan jalan selalu didahului rambu-rambu penunjuk arah. Hal ini termasuk rambu-rambu dari Iboih ke Gapang, dua buah pantai terbaik yang dipisahkan jarak sekitar 5 kilometer saja.
Ke Gapang hanya perlu menelusuri jalan lurus dan mengikuti petunjuk jalan. Memang tak jelas sekali kapan harus belok ke Pantai Gapang, sampai Anda melihat taman segitiga di sebelah kiri Anda dengan tulisan Gapang Beach Resort.
Anda bisa lewat jalur resor. Bisa juga ke jalan di depannya sekitar 50 meter ke arah kiri yang akan membawa Anda ke tepi pantai Gapang yang menghipnotis.
Saat meneruskan perjalanan ke Sabang, jalan di tepi hutan dan pantai akan menjadi hiburan selama kurang lebih 25 menit di atas motor yang meliuk-liuk menyusuri jalanan. Perhatikan kondisi motor Anda.
Pastikan tak ada masalah saat mengemudikannya, karena dalam perjalanan ke Sabang dari Gapang, Anda akan melewati tanjakan dan turunan yang panjang dan cukup menantang. Hal ini terutama harus menjadi perhatian Anda saat mencoba rem kendaraan.
Bila Anda tergoda untuk melihat pemandangan yang sering kali mengintip Anda dari celah pohon-pohon tropis yang besar, berhentilah sejenak lalu parkirkan motor Anda di tepi jalan yang aman.
Di tikungan tajam yang menurun, pemandangan dapat dilihat dalam porsi terbaik. Telah banyak wisatawan asing yang juga bersewakan sepeda motor turut turun sejenak dan mengabadikan panoramanya.
Hati-hatilah bila Anda terlalu dekat ke tepi tebing, karena tidak ada jalur naik bila seseorang jatuh ke dalamnya. Tebing ini pun tak berpagar, jadi jangan terlalu bersemangat dan hilang kendali saat berdiri di tepinya.
Di sini Monyet pun terkadang merasa berhak mendapatkan penghargaan berupa sedikit makanan di ‘kawasan monyet’ ini. Jangan melakukan kontak mata dengan mereka saat Anda bermotor ria, karena hal itu dianggapnya sebagai tantangan bagi monyet jantan yang berkuasa.
Batas Kecepatan dan Klakson Batas kecepatan memang tidak diterapkan secara ketat tetapi secara sadar Anda tidak ingin merusak liburan dengan permasalahan kecelakaan lalu lintas atau terkait hukum karena terlalu kencang mengemudikan sepeda motor sewaan. Jadi, walau jalan di pulau ini begitu kosong dan mulus, jagalah kecepatan Anda di batas yang wajar.
Bila perlu, bunyikan klakson atau tanda peringatan suara sesekali saja untuk mengingatkan pengendara lain atas keberadaan Anda. Karena Sabang  sedang berkembang dan pembangunan beberapa fasilitas umum masih berjalan maka sesekali Anda mungkin akan berada di belakang truk besar. Bisa jadi asapnya mengganggu Anda.
Apabila itu memang terjadi maka lebih baik Anda berhenti dahulu atau melaju lebih lambat dari truk tersebut. Bila Anda memilih untuk menyusulnya, hati-hatilah.
Lampu depan kendaraan bermotor sudah menjadi aturan umum untuk selalu dinyalakan demi keselamatan dan penegakan hukum oleh warga yang berdisiplin. Jadi, nyalakanlah lampu depannya saat berkeliling. (ANGKE/HIM

Sensasi Bersepeda Motor di Jalanan Mulus Sabang

Indonesia.travel/ANGKESabang, Aceh.

Mencari variasi kegiatan selain memancing, snorkeling atau menyelam di Sabang? Cobalah mengorek lebih jauh tempat indah ini dengan bersepeda bermotor.
Menelusuri tiap jengkal jalannya yang mulus sepanjang sekitar 70 km adalah kenikmatan tersendiri sekaligus pengalaman yang tidak terlupakan. Alam Sabang juga menyuguhkan sajian flora dan fauna dengan takaran cukup namun memikat.
Saat menunggang sepeda motor berkecepatanlah sekitar 30-60 km per jam. Biarkan wajah Anda disentuh udara segar yang alami dan mata dipertontonkan gundukan pemandangan hutan tropis serta lautan biru yang indah.
Inilah suasana saat sepenuhnya keindahan, kesederhanaan, dan kealamiahan Sabang menjadi milik Anda. Sepulangnya ke rumah, atraksi ini akan menjadi oleh-oleh yang menggiurkan pendengar Anda.
Sabang di Pulau Weh memiliki jalanan mulus dengan nuansa hijau lanskap yang begitu menawan seperti juga keramahan masyarakatnya yang dengan ikhlas akan membantu Anda apabila kehabisan bensin di tengah jalan. Jalanan yang cantik dan bersih ini sangatlah rugi apabila tidak dijajal dengan berkendara sepeda motor.
Sesekali Anda dapat bermanuver di tikungannya yang sedikit tajam namun berpandukan marka jalan yang sangat membantu. Ini adalah cara terbaik menikmati perpaduan keindahan yang menenangkan sekaligus menantang  adrenalin.
Sabang merupakan sebutan lain dari Pulau Weh yang juga memiliki ibukota dengan nama Sabang juga. Sabang atau sering dipanjangkan oleh masyarakatnya sebagai “Santai Banget” adalah surga dengan keheningan dibalut hangat keramahan penduduknya. Bahkan suara anjing pemilik rumah di pinggir jalan pun jarang menggonggong orang asing. Inilah bukti hewan pun turut bersantai di pulau ini.
Di berbagai penjuru kota Sabang terpampang tulisan ‘Damai Itu Indah’ yang diejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat kriminalitas di pulau ini pun sangat rendah.
Tidak heran apabila masyarakat setempat biasa berkendaraan tanpa khawatir kendaraannya hilang. Padahal kunci biasa ditinggalkan tergantung di motornya.
Kebijakan pemerintah Sabang yang tidak membolehkan beberapa jenis kendaraan bebas bea (mobil mewah) untuk keluar Sabang membuat jalanan lowong dan terlihat apik. Teratur, bersih dan nyaman mewarnai jalanannya. Di Sabang Anda akan dapati sebuah kota tanpa lampu lalu lintas.
Memang pulau ini tidak besar tetapi tidak juga terlalu kecil. Empat atau lima jam harus Anda sisihkan dalam sehari untuk menjelajahinya. Beristirahatlah di kedai kopi pinggir jalan lalu nikmati segelas kopi aceh yang khas. Menikmati minuman ini sempurna dengan tampilnya layar lebar alami berupa pemandangan lautan Selat Malaka dan Pulau Rondo sebagai pulau terdepan di Indonesia.
Di kota Sabang, Anda akan merasakan kota kecil penuh kehangatan dan suasana bersejarah mewarnai. Dahulu, kapal-kapal perang Belanda dan Jepang berlabuh di Pelabuhan Alam Sabang. Pelabuhan tersebut memiliki kedalaman lebih daripada  Singapura atau pun Batam.
Jangan heran pula apabila di beberapa tempat di Sabang dan sekitarnya, Anda akan menjumpai beberapa bunker Jepang yang tengah ditata kembali oleh Sabang Heritage Society dan pemerintah setempat.
Dari atas bukit di Kota Sabang, pemandangan tak terbandingkan akan Anda jumpai. Di sinilah Anda patut bersyukur bahwa bisa memijakkan kaki di kota terbarat di Indonesia.
Di Sabang Hill tampak jelas pulau-pulau kecil yang mengitarinya. Pulau Rondo terlihat di kejauhan menandai batas wilayah kedaulatan Indonesia. Menaiki Sabang Hill dapat dengan mudah dilakukan dengan motor yang baik kondisinya atau pun dengan kendaraan roda empat.
Saat berada di Kota Sabang, sisihkan sedikit waktu untuk menyapa warga dengan duduk di tepi jalan atau di kedai kopi. Tradisi ini biasa dilakukan warga setempat.
Waktu antara pukul 12 siang hingga 5 petang memang sedikit lengang karena toko-toko tutup untuk beristirahat. Selepas itu, mereka akan tumpah di jalan dan tempat umum untuk berinteraksi antarwarga kota. (ANGKE/HIM)

Mau Sewa Motor di Sabang? Ini Tipsnya

Indonesia.travel/ANGKE Sabang, Aceh

Mencari variasi kegiatan selain memancing, snorkeling atau menyelam di Sabang, Aceh? Cobalah mengorek lebih jauh tempat indah ini dengan bersepeda bermotor.
Agar mudah menjelajahi Sabang dengan sepeda motor, Anda dapat menyewa sepeda motor Untuk menyewa sepeda motor Anda dapat memilih  di Pantai Gapang atau di Pantai Iboih.
Kedua tempat tersebut dijadikan peraduan para backpacker mancanegara dan Nusantara. Biaya sewanya sekitar Rp 100.000 per hari (bisa lebih murah bila Anda mahir menawar).
Anda akan diminta persyaratan administrasi dan helm untuk kenyamanan berkendara. Meski hampir tak pernah ada razia dan aksi kebut-kebutan, keamanan lebih baik tetap diutamakan.
Nah, sebagai informasi sepeda motor di Sabang oleh masyarakatnya dinamai kreta, jadi sebutkan nama tersebut saat Anda menyewanya di sana. Kenakan kacamata hitam Anda maka menunggang sepeda motor pun begitu tak tertahankan rasanya.
Memilih mengendarai sepeda motor skuter matik dapat memberi Anda kenyamanan menaklukan jalanan mulus Sabang yang berkelok naik turun. Motor skuter matik tak membuat Anda mengoper gerigi saat berkendara.

Suaranya pun halus seperti blender jus buah-buahan. Dengan demikian, motor ini dihargai masyarakat Sabang yang tidak begitu suka suara gaduh dari cerobong emisi kendaraan.
Isilah sepeda motor sewaan tersebut dengan bahan bakar yang cukup untuk mengantarkan Anda ke berbagai tujuan dan kembali lagi ke tempat sewanya. Jangan sampai kehabisan bahan bakar karena di pulau ini hanya ada dua SPBU yang letaknya hampir puluhan kilometer melewati hutan tropis.
Namun demikian, di setiap kios yang Anda lewati di tepian jalan, bahan bakar eceran biasa dijual. Harganya Rp 6.000 hingga Rp 7.500 per liter.
Kalaupun Anda kehabisan bensin maka mintalah tolong pada penduduk setempat yang sedang lewat untuk mengantar Anda membelinya di tempat terdekat. Masyarakat Sabang terkenal jujur dan penolong. (ANGKE/HIM)


 

Rabu, 26 Desember 2012

8 Tahun Sudah Tsunami Aceh

Wahyu bagah bacut kata saya dalam bahasa aceh yang artinya cepat sedikit kepada adik saya yang baru saja sampai dari sabang bersama seorang teman. pagi itu kami hendak berencana menuju ke pasar aceh dengan tujuan untuk membelikan adik saya sebuah HP baru. Saat itu adik saya datang bersama dengan ibu dari teman sekamar kos saya yaitu Suherman Muhammad Mahasiswa Ekonomi Manajemen Unsyiah Leting 2002, ibunya membawa serta adiknya yang laki laki kira kira umur 15 tahunan bernama Khalidin, malam minggu itu adiknya itu tidur bersama kami di kos kosan sedangkan ibunya nginap di tempat saudaranya di daerah kadju.  Seorang ibu yang ingin menjenguk anaknya di Banda Aceh dan akan memberikan uang saku buat anaknya yang sedang menimba ilmu tapi apa dikata uang belum sempat dikasi sore sabtu itu ternyata pagi minggu ibu tidak ada kabarnya kemana.



Masih ingat dibenak kita atas bencana yang mengakibatkan kematian terbesar dalam sejarah. Pada tanggal 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi dahsyat di Samudera Hindia, lepas pantai barat Aceh.Gempa yang terjadi pada waktu 7:58:53 WIB ini berpusat pada 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer. Gempa ini berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan dengan ini merupakan gempa Bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Gempa yang mengakibatkan tsunami menyebabkan sekitar 230.000 orang tewas di 8 negara. Diantaranya Indonesia, Sri Lanka, India, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar.


Kami sempat lemas ketika gempa berkekuatan dahsyat itu mengguncang bumi Aceh, dengan segera kami semua keluar kamar dan saling berpegangan tangan satu sama yang lain sembari membacakan doa zikir dan ayat ayat pendek yang kami bisa saat itu. didepan kos seperti biasa ada beberapa mobil minibus L-300 yang di parkir kalo malam, mobil tersebut ber operasi pada siang hari dan melayani trep Barat Selatan.



Mata kami memandang kearah mobil dan pemohonan yang sedang bergoyang kuat, serta ayunan mobil l-300 itu seakan hemdak terbalik ke arah kami, begitulah sekiranya kekuatan gempa pada saat itu. Sungguh guncangan bumi yang tidak pernah kami fikirkan sebelumnya. Beberapa menit setelah itu gempapun reda meski ada terasa gempa gempa susulan dan saya teringat pada satu perkataan adik saya Wahyu "Akan naik air besar sepertinya" kata kata itu pernah saya dengar dalam cerita dan saya pun cuek aja tak menanggapi celotehan adik saya saat itu, lalu kami terus bersiap untuk keluar untuk naik mobil labi labi menuju penayong. tiba di depan SD 82 Darussalam waktu itu sekarang udah berubah menjadi SD 19 Sepertinya, berhenti sebuah labi labi yang menunggu kami nyebrang. di samping kami ada seorang ibu ibu yang sedang mengisi bensin dan beliau bercerita baru saja pulang dari simpang lima, dia melihat bangunan Swalayang termegah saat itu Pante Pirak ambruk, keasikan mendengarkan cerita beliau lalu saya mempersilahkan mobil labi labi itu duluan saja karena kami saat itu ingin menelpon orang tua dulu disabang, eh tetapi gagal karena semua jaringan gangguan dan telp susah tersambung.
Beberapa saat kemudian terdengar kemuruman orang berteriak Ie Raya dalam bahasa Aceh yang artinya air Besar sambil lari ke arah kami dan saya dengan penasaran malah lari kesitu karena tidak ngeh dengan teriakan orang orang tersebut, belum sampainya saya di persipangan rukoh di ujung jembatan lamnyong saya melihat air berwarna hitam seperti lumpur menuju ke arah sini. sontak saya langsung kabur sambil berteriak memanggil adik adik saya untuk lari ke kos an dan mengambil semua dokumen penting. sempat dalam lari kami, saya melihat adik nya Suherman Muhammad yaitu Khalidin turut membawa lari sebuah Al-Qur'an dalam pelukannya.

Saat itu kami berlari Ke arah mesjid jami' Unsyiah, ternyata disana telah berkumpul sangat banyak orang, sejenak kami disana dan melihat situasi gaduh, terus kami melanjutkan penyelamatan diri yang berakhir di  lap stadiun mini pertanian Unsyiah. berkumpulah kami satu komplek itu disitu sambil menunggu arahan dari petugas yang menggunakan alat pengeras suara di mesjid jami'. disitulah saya termenung dan lemas tak berdaya sambil kembali teringat kembali ucapan adik saya tadi pagi sehabis gempa, bak se orang peramal atau secara kebetulan saja kata kata dia ternyata benar benar terjadi sekarang.


Suherman Muhammad asal Sabang juga waktu itu bertempat tinggal di perikanan kini lokasi rumah itu sudah di pindahkan ke lhong drien kelurahan krung raya sabang karena di pinggiran tebing laut perikanan akan ditimbun untuk perluasan jalan raya, waktu itu bersama dengan Edi Fitria Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Unsyiah Letting 2003 asal Piyeung Muntasik Aceh Besar pergi sejak pukul 7 pagi ke Lapangan Blangpadang Banda Aceh, karena waktu itu ada event Lomba Lari Maraton lupa saya siapa yang mengadakannya. dari cerita mereka berdua, mereka berada diurutan terdepan waktu itu setelah itu tiba tiba terdengar suara gemuruh angin kencang, dan dia pun (Edi Fitria) berinisiatif untuk sembunyi di bawah jembatan, eh apa hendak dikata rupanya air besar yang tiba dia pun dibawa oleh derasnya air bah stunami hingga dia tidak tau kemana. tiba tiba saja telah berkumpul bersama kami keesokan harinya, Sedangkan ibu teman saya Suherman Muhammad tidak ada kabar dimana.

Sempat semalam kami menginap di stadion mini hingga besoknya kami pulang ke montasik dengan berjalan kaki dan di temani sebuah sepeda, lupa saya waktu itu sepeda siapa yang jelas tujuan kami waktu itu adalah rumah Edi Fitria di Montasik disanalah kami di tambung 2 malam hingga esok harinya kami menyisir kota Banda Aceh dengan berjalan kaki untuk menjari ibu teman saya Suherman Muhammad dalam perjalanan kami kondisi jalanan yang di penuhi mayat2 bergelimpangan dan kota yang harcur sudah tidak dapat saya jelaskan lagi dalam tulisan ini, tentunya kita sudah semua tahu kondisi saat itu. Aceh Menangis, Indonesia Berduka, Dunia Tergugah hatinya yang melihat kondisi Aceh saat itu.

Tak disangka saat itu seperti dalam mimpi saya bertemu Bapak saya sayang sudah sehari sebelumnya mencari saya dan adik saya katanya, kami bertemu pas di halte Simpang Surabaya sekarang tepatnya di depan Dhapu Kupi. Dari situ kami sempat terharu bersedih senang dan bahagia bercampur duka  beberapa saat hingga kahirnya memutuskan untuk berjalan kembali menyisir kota bersama melewati kantor Bubernur dan ke Darussalam, disitu kami berharap mendapatkan informasi tentang keberadaan dan kondisi Ibundanya Suherman, tapi ternyata kami tidak mendapatkan apa apa. suasana sudah gelap dan kami memutuskan untuk menginap semalam disitu, dimana bapak saya sudah menginap semalam di mesjid jami' Unsyiah itu berpaspasan dengan keberangkatan kami ke montasik paginya.

Esoknya saya membawa Bapak saya ke Montasik tempat kami mengungsi boleh dikatakan. dan sekarang sejak dulu mamak nya temen saya Edi Ftria dan Keluarganya Sudah saya anggap Ibu saya sendiri dan keluraga saya. Terima kasih saya Ucapkan kepada mamak Angkat saya.

Keesokkan harinya saya memutuskan pulang ke Sabang Bersama Bapak via TPI Lampulo dengan menggunakan Boat Warga dengan tarif saat itu 100 ribu rupiah perjiwa melewati ujung ba'u sabang. perjalanan ke lampulo sendiri kami lewati dengan melangkahi begitu banyak manyat yang berserakkan yang tak kuasa kami melihatnya. Tiba lah sore itu saya di Sabang dan Disambut Warga Sabang Di Dermaga Pasiran Sabang yang menunggu dan berharap anak dan sanak saudaranya tiba di Sabang. tanpa kecuali mau saudara atau bukan waktu itu setiap yang tiba dari Banda Aceh dipeluk dan di cium seraya menangis dan menanyakan kondisi Banda Aceh dan keluarganya di Sana. Demikian dulu cerita saya...gimana cerita anda,,,,,,,,?

Catatan Sewindu Stunami Aceh




Selasa, 11 Desember 2012

Scan Data Hard Copy menjadi Pdf Format

Untuk mengirim data via email yang data sotf copy nya sudah tidak ada sekarang pad Printer Cannon sudah tersedia fasilitas nya, Melalui aplikasi bawaan printer yang sudah memiliki fasilitas scaning dokumen. yaitu dengan menggunakan aplikasi MP Navigator
kemudian ikuti langkah langkah berikut ini :
1. buka aplikasi MP Navigator dan Pilih Foto Dokumen


2. Kemudian Pilih Scan

3. Jika masih ada halaman yang mau di scan, maka masukkan dikumennya ke Printer langsung tekan tomvol scan lagi

4.Jika semua dokumen sudah di scan maka dukomen akan di tampilkan sesuai urutan scan, kemudia pilih exit

5. kemudian simpan file dalam format pdf seperti gambar di atas, pada file name buat nama filenya, pada save as pilih lokasi penyimpanan, hilang kan centang di bawahnya, kemuidan save

selesai, selamat mencoba