Selasa, 13 November 2007

Hari Pahlawan

Hari ini adalah tanggal 10 November yang selalu kita peringati sebagai hari pahlawan. Ini karena pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran yang sangat hebat di kota Surabaya, yang sekarang terkenal dengan kota Pahlawan karena peristiwa ini. Pertempuran tersebut berlangsung sangat sengit dan sangat hebat dahsyat antara pasukan agresor Belanda yang bersenjata canggih pada masa itu melawan arek-arek Suroboyo yang hanya bersenjatakan bambu runcing dan senjata-senjata tradisional lainnya. Surabaya dibombardir dari segala sisi, udara, laut, dan darat. Surabaya hancur berantakan sehingga menewaskan lebih dari 20000 penduduk Surabaya. Kerusakan terjadi dimana-mana. Mayat-mayat bersimbah darah bergeletakan saling bertindih di jalan, di kolong-kolong jembatan, dimana-mana wis pokoknya...

Meskipun demikian, para pejuang mampu dan berhasil memukul mundur pasukan Belanda bahkan salah satu pemimpin mereka yang bernama Mallaby tewas dalam pertempuran ini. Sungguh sebuah mukjizat yang turun dari langit. Belanda yang turun dengan pasukan bersenjatakan senjata modern kalah melawan pejuang-pejuang kita yang turun dengan peralatan perang sederhana. Ini sepatutnya mampu menjadikan gambaran bahwa dengan semangat yang tinggi, apapun bisa kita capai seberapapun beratnya halangan dan rintangan yang menghadang.

Masihkah kita meneladani apa arti perjuangan itu sendiri sekarang ini. Pastinya kita terlena dengan kenikmatan yang kita rasakan setelah berpuluh-puluh tahun merdeka tanpa pernah sadar bahwa kemerdekaan ini diraih dengan keringat, darah dan bahkan nyawa dari para pahlawan. Seandainya para pahlawan-pahlawan tersebut hidup lagi saat sekarang ini, mungkin mereka akan menangis melihat bumi dan tanah air yang dulu mereka pertahankan dan hingga merdeka kini telah mengalami kerusakan di berbagai bidang, baik fisik maupun nonfisik. Korupsi Kolusi dan Nepotisme menjamur di segala pelosok negeri, bak cendawan di musim hujan. Pembunuhan, perampokan, kejahatan hampir setiap saat terjadi dimana-mana. Konflik antar etnis, konflik bernuansa SARA acap kali mewarnai derap langkah pembangunan bangsa ini. Dimana semangat yang dulu pernah membara saat Sumpah Pemuda dideklarasikan. Persatuan dan Kesatuan bangsa yang dulu pernah dirintis?

Satu lagi, Surabaya sekarang ini sudah bukan lagi cocok dengan sebutan kota Pahlawan. Lha wong aset-aset peninggalan sejarah yang berkaitan dengan perjuangan para pahlawan hampir sangat sulit untuk dilihat lagi. Dan dari yang sedikit itu pula hampir jarang dirawat keberadaannya. Malah pusat-pusat perbelanjaan modern yang bermunculan, yang dibangun. Perumahan elit bergaya dan berarsitektur Eropa dan apa saja yang mengandung unsur Barat berkembang pesat.

TANYA KENapa?



Ohya, buat yang penasaran seperti apa sih heroiknya dan semangat yang menggebu-gebu saat orasi dan pidato bung Tomo yang konon katanya sampai sekarang masih belum dianugerahi gelar Pahlawan Nasional itu. Dan bahkan nama beliau pun tidak tercantum dalam daftar rilis terakhir pemberian gelar Pahlawan Nasional kemarin oleh Presiden.... Sungguh amat sangat disayangkan sekali banget.... Padahal beliaulah ikon, simbol dari pergerakan arek-arek Surabaya waktu itu.. Beliaulah yang membakar semangat di hati dan dada para pemuda dan pejuang untuk melawan Sekutu yang diboncengi 'proyek' Belanda untuk kembali menguasai Indonesia lewat orasi dan pidato-pidatonya... Merdeka atau mati... Merinding jika kita mendengarkannya saat ini......



Berikut ini adalah link untuk mendownload dan mendengarkan pidato Bung Tomo...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar